Kamis, 18 Desember 2014

Siklus Akuntansi












Berdasarkan gambar di atas dapat kita uraikan bahwa siklus akuntansi adalah sebagai berikut :

  1. Transaksi keuangan seperti Penjualan dan Pembeliaan.
  2. Mencatat segala transaksi keuangan, berdasarkan bukti asli transaksi, dalam satu periode akuntansi
  3. Membuat Jurnal Umum berdasarkan transaksi keuangan
  4. Membuat Buku Besar
  5. Membuat Jurnal Penyesuaian
  6. Membuat Laporan Keuangan: Laporan Laba rugi, Neraca, dan Leporan Perubahan Modal
  7. Membuat Jurnal Penutup
  8. Membuat Neraca Saldo setelah penutupan



Istilah-Istilah dalam Akuntansi


      Sebelum mendalami pembahasan dari Akuntansi, banyak sekali istilah-istilah yang akan anda jumpai dalam materi akuntansi itu sendiri. Diharapkan agar dapat memahami materi secara kesuluruhan, maka berikut istilah-istilah akuntansi dengan penjelasannya :

    • Akrual (Accruals) adalah suatu sistem akuntansi yang mencatat pendapatan dan beban pada saat transaksi terjadi, bukan pada saat perubahan kas.
    • Aktiva Tetap (Fixed Assets) adalah salah satu kelompok akun dari Asset dan merupakan suatu asset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi. Akun yang termasuk dalam kelompok Fixed Assets seperti Land (Tanah), Building (Gedung), Equipment (Peralatan), Vehicle/Machinery (Mesin), dsb.
    • Akumulasi Penyusutan (Accumulated Depreciation) adalah kumpulan penyusutan dari suatu akun dari asset tetap yang diperhitungkan sejak terjadinya pembelian asset tersebut dan ditentukan perhitungannya berdasarkan metode yang digunakan oleh pihak perusahaan tersebut. Dalam penulisan akun ini biasanya seperti ini Accumulated Depreciation - Building yang artinya ialah Akumulasi Penyusutan Gedung. Begitu juga dengan Equipment dan Machinery. Namun untuk Land (Tanah) tidak ada akun Akumulasi Penyusutan. Karena Tanah tidak mengalami penyusutan dari tahun ke tahun, hal ini dikarenakn harga Tanah selalu meningkat dalam pasar. Bisa disusutkan apabila dalam perlakuan khusus dalam arti bahwa tanah tersebut mengalami kondisi tak layak pakai dan sifat operasi utama dalam perusahaan harus meninggalkan tanah tersebut.
    • Beban (Expense) adalah penurunan manfaat ekonomi dalam suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pada pembagian kepada penanam modal. Beban dalam akuntansi memiliki beberapa jenis beban, untuk pemakaiannya tergantung pada perusahaan tersebut. Contoh akun beban yaitu Beban Pemasaran/Penjualan (Selling Expense), Beban Periklanan (Advertising Expense), Beban Administrasi (Administration Expense), Beban Telepon Listrik dan Air (Utility Expense), Beban Sewa (Rent Expense), dsb.
    • Ekuitas (Equity Accounts) adalah salah satu kelompok akun yang menjabarkan modal dari suatu perusahaan. Contoh akun dalam akuntansi yaitu Equity (Modal), Retairned Earning (Laba Ditahan), Ordinary Shares (Saham Biasa), dsb.
    • Kewajiban (Liability) adalah salah satu kelompok akun yang menjabarkan kewajiban/hutang suatu perusahaan baik yang digunakan untuk operasional perusahaan ataupun untuk modal perusahaan. Contoh akun dalam akuntansi yaitu Account Payable (Hutang Usaha), Tax Payable (Hutang Pajak), Notes Payable (Hutang Wesel), dsb.
    • Akun Nominal (Nominal Accounts) adalah akun yang akan dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi (Income Statement).
    • Pendapatan (Revenue) adalah suatu akun yang berkaitan dengan transaksi penjualan. Dalam kasusnya biasanya ditemui dengan adanya diskon penjualan, retur penjualan, dan biaya pengiriman. Contoh akun dalam akuntansi adalah Sales/Revenue (Penjualan), Sales Discount (Diskon/Potongan Penjualan), Sales Return (Retur/Pengembalian dari transaksi penjualan) dan Freight Out (Biaya kirim yang terjadi ketika penjualan).
    • Akun Riil (Real Accounts) adalah akun-akun yang akan dilaporkan dalam Laporan Keuangan (Statement of Financial Position).
    • Aset Tak Berwujud (Intangible Assetsadalah aktiva tetap yang secara fisik tidak dapat dilihat bentuknya, akan tetapi memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan. Contoh assets dalam kelompok Intangible Assets yaitu Hak Paten (Patent), Franchise, Trade Mark (Merek Dagang), Goodwill, dsb.
    • Asuransi Dibayar di Muka (Prepaid Insurance) merupakan bagian dari Current Assets dan bagian dari premi asuransi yang dibayarkan dimuka oleh perusahaan pemakai jasa asuransi kepada perusahaan penyedia jasa asuransi, tetapi pembayaran tersebut belum berlaku pada tanggal pelaporan neraca periode tersebut.
    • Ayat Jurnal (Journal Entry). Yang dimaksud dengan Ayat Jurnal ini adalah penjurnalan terhadap transaksi yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi. Misal PT. Abadi membeli Peralatan sebesar Rp. 1.500.000,- secara tunai. Maka Ayat Jurnalnya adalah :
                               Peralatan (Equipment)                        Rp. 1.500.000,-
                                         
                                        Kas (Cash)                                                              Rp. 1.500.000,-
    • Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow) ialah laporan yang menjabarkan aktivitas kas di perusahaan tersebut.
    • Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner's Equity) ialah laporan yang memberikan informasi mengenai modal, saham-saham yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut, laba ditahan (Retairned Earnings).
    • Laporan Keuangan (Financial Statement) ialah laporan yang memberikan informasi mengenai assets-assets, liabilitas (kewajiban) dan ekuitas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.
    • Laporan Laba-Rugi (Income Statement) ialah laporan yang memberikan informasi mengenai total Penjualan (Sales Revenue), Beban-Beban yang dikeluarkan selama satu periode (Expense), dan dari laporan ini dapat diketahui Apakah Laba atau Rugi pada perusahaan tersebut.
    • Saldo Normal Akun (Normal Balance). Pada akun-akun suatu laporan, akun-akun tersebut memiliki saldo akun normal baik pada debit dan juga pada kredit. Pada saldo normal akun yang di debit ini maksudnya adalah akun tersebut akan bertambah nominalnya jika di debit dan akan berkurang jika di kredit. Begitu pun sebaliknya dengan saldo normal aku kredit.
    •  Siklus Akuntansi (Accounting Cycle) ialah suatu proses pengolahan data yang terdiri dari urutan transaksi yang berdasarkan bukti transaksi, sehingga dapat menghasilkan informasi laporan keuangan

      DEFISINI AKUNTANSI DAN TUJUANNYA


      Definisi pertama mengenai akuntansi adalah definisi yang dikemukakan oleh ABP Statement No.4 dalam Smith Skousen (1995 : 3), akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif.  


      Menurut American  Insitute of Certified Public Accounting (AICPA) dalam Harahap (2003) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.

      Sedangkan pengertian akuntansi menurut Rudianto mendefenisikan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu badan usaha.

      Dan pengertian menurut Charles T. Horngren, dan Walter T.Harrison (Horngren Harrison,2007:4) menyatakan bahwa: Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.

      Kumpulan istilah Akuntansi dan Definisinya ini belum sempurna dan lengkap. Untuk itu akan terus ditambahkan dari hari-ke-hari mengikuti perkembangan PSAK itu sendiri. Segala masukan dan kritik dari pembaca akan sangat bermanfaat guna dapat menghasilkan informasi yang makin lengkap dan mendekati sempurna di masa-masa yang akan datang.

      Selama ini yang tersebar di masyarakat ialah sekedar pelaporan keuangan sebagai bentuk formalitas dalam perusahaan. Dengan demikian, maka berikut pembahasan tujuan dari akuntansi, sebagai berikut : 
      Setelah membaca dan memahami apa itu akuntansi, yang kemudian kita ketahui ialah tujuan dari akuntansi tersebut.
      1. Kepentingan Pihak Intern : Laporan akuntansi sebagai hasil dari siklus akuntansi. Dengan laporan itu, Perusahaan dapat menganalisa kinerja para karyawannya apakah memenuhi terget dari perusahaan atau tidak, dapat dijadikan dasar anggaran untuk periode berikutnya, apakah penjualan pada tahun tersebut memenuhi target, apakah beban pada tahun berjalan terlalu besar/terlalu rendah sehingga pada periode selanjutnya perlu dilakukannya penurunan atau peningkatan beban.
      2. . Kepentingan Pihak Esktern : Dari pengertian di atas terkandung tujuan utama akuntansi adalah menghasilkan atau menyajikan informasi ekonomi (economic information) dari suatu kesatuan ekonomi (economic entity) kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini, pihak ekstern yang dimaksud ialah pihak-pihak diluar kepentingan intern yakni Pemerintah, Para Investor, Para Kreditor dan  masih banyak lagi.
      Dari penjelasan tujuan akuntansi itu sendiri, maka akuntansi terdapat 3 cabang antara lain :

      a.     Akuntansi Keuangan
      Akuntansi keuangan adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak ekstern seperti investor, kreditor, dan Bapepam.

      b.     Akuntansi manajemen
      Akuntansi manajemen adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak intern organisasi atau manajemen.

      c.     Akuntansi Pemerintah
      Akuntansi Pemerintah adalah cabang akuntansi yang memproses transaksi-transaksi keuangan pemerintah yang menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD kepada rakyat melalui lembaga legislatif serta untuk kepentingan pihak-pihak yang terkait.


      sumber : 

      Jumat, 12 Desember 2014

      Pengenal Sistem Pengambilan Keputusan

      Definisi Decision Making (Pengambilan Keputusan)

      Menurut Colquitt (2011), "decision making refers to the process of generating and choosing from a set of alternatives to solve a problem." (pengambilan keputusan merujuk ke proses membangkitkan dan memilih dari seperangkat alternatif untuk memecahkan persoalan).[ Colquitt, Jason A., Jefferey A. LePine, & Michael J. Wesson. 2011. Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace. Second Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin. Hlm. 259.]

      Ditambahkan oleh Colquitt, semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan, semakin besar pula kemungkinannya mereka akan membuat keputusan yang akurat dan mantap.

      Menurut Rose, sebagaimana dikutip dalam Teale (2003), decision making atau pengambilan keputusan adalah: "Acts of choice between alternative courses of action designed to produce a specified result, and one made on a review of relevant information guided by explicit criteria" (tindakan-tindakan memilih di antara alur-alur tindakan alternatif, yang dirancang untuk memunculkan hasil tertentu, dan yang dibuat berdasarkan peninjauan terhadap informasi yang relevan, yang dibimbing oleh kriteria yang eksplisit). [ Teale, Mark, et.al. 2003. Management Decision Making: Towards an Integrative Approach. Harlow: Pearson Education Limited. Hlm. 6-7.]

      Menurut Shull, sebagaimana dikutip dalam Teale (2003), decision making atau pengambilan keputusan adalah: "A conscious and human process, involving both individual and social phenomena, based upon factual and value premises, which includes a choice of one behavioral activity from one or more alternatives with the intentional of moving towards some desired state of affairs" (sebuah proses sadar dan manusiawi, yang melibatkan fenomena individu dan sosial, berdasarkan pada premis faktual dan nilai, yang mencakup suatu pilihan aktivitas perilaku dari satu atau lebih alternatif, dengan niat bergerak ke arah sejumlah keadaan yang didambakan."

      Menurut Harrison, sebagaimana dikutip dalam Teale (2003), decision making atau pengambilan keputusan adalah: "A moment, in an ongoing process of evaluating alternatives for meeting an objective, at which expectations about a particular course of action impel the decision-maker to select that course of action most likely to result in attaining the objective" (sebuah momen, dalam suatu proses berkesinambungan pengevaluasian alternatif-alternatif bagi pencapaian tujuan, di mana harapan-harapan tentang alur tindakan tertentu mendorong si pengambil keputusan untuk menyeleksi alur tindakan yang paling memungkinkan menghasilkan tercapainya tujuan).

      Menurut Mintzberg, sebagaimana dikutip dalam Teale (2003), decision making atau pengambilan keputusan adalah: "A commitment to action" (sebuah komitmen bagi tindakan).

      Metode Pengambilan Keputusan

      Keputusan terprogram (programmed decisions) adalah keputusan yang dengan satu dan lain cara bersifat otomatis, karena bekal pengetahuan orang bersangkutan memungkinkan mereka mengenali dan mengidentifikasi sebuah situasi dan alur tindakan yang perlu diambil. Adanya pengalaman sebelumnya dan pengetahuan membuat mereka dapat melihat problem dengan lebih mudah, dan mengenali serta menerapkan solusi secara lebih cepat.[ Colquitt, Jason A., Jefferey A. LePine, & Michael J. Wesson. 2011. Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace. Second Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin. Hlm. 267.]

      Keputusan tak terprogram (unprogrammed decisions) adalah keputusan manakala situasi yang muncul bersifat baru, kompleks, dan tidak dikenal. Organisasi memang bersifat kompleks, ada berbagai perubahan lingkungan, dan banyak pekerja menghadapi ketidakpastian setiap hari. Dalam contoh semacam ini, para karyawan harus mengerti lingkungan kerjanya, memahami problem yang dihadapi, dan muncul dengan solusi-solusi untuk mengatasinya.[ ibid. Hlm. 270.]

      Sebagai aturan umum, ketika seorang karyawan semakin meningkat jabatan atau posisinya di organisasi, akan semakin besar pula persentase keputusan-keputusan mereka yang tidak terprogram.

      Dalam konteks semacam itu (situasi bersifat baru, kompleks, dan tidak dikenal), proses pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan beberapa cara:

      Model pengambilan keputusan yang rasional (rational decision-making model) menawarkan pendekatan tahap-demi-tahap untuk membuat keputusan, yang memaksimalkan hasil dengan menguji semua alternatif yang tersedia. Model ini relevan jika orang melihat problem yang mereka hadapi tidak sama seperti yang pernah mereka tangani sebelumnya.

      Tahapan Model Pengambilan Keputusan yang Rasional:

      Tahap 1. Mengidentifikasi kriteria yang penting dalam membuat keputusan, dengan memperhitungkan semua pihak yang terlibat.
      Tahap 2. Membuat daftar semua alternatif yang tersedia, yang mungkin bisa menjadi solusi potensial bagi problem yang dihadapi.
      Tahap 3. Mengevaluasi semua alternatif, berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan di tahap 1.
      Tahap 4. Menyeleksi alternatif yang memberikan hasil terbaik.
      Tahap 5. Mengimplementasikan alternatif yang sudah dipilih tersebut.

      Model ini mengasumsikan, manusia sepenuhnya rasional. Namun, persoalan mulai muncul ketika kita mulai mengkaji beberapa asumsi yang dibuat model ini, tentang sang pengambil keputusan yang manusiawi.
      Diasumsikan, ada problem yang jelas dan pasti untuk dipecahkan, dan orang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi apa persisnya problem itu. Diasumsikan juga, si pengambil keputusan memiliki informasi yang sempurna -- bahwa mereka tahu dan mampu mengidentifikasi alternatif-alternatif yang ada, serta hasil-hasil yang diasosiasikan dengan alternatif-alternatif tersebut.

      Lebih jauh, model ini mengasumsikan, waktu dan uang tidak menjadi masalah ketika membuat keputusan, sehingga si pengambil keputusan selalu bisa memilih solusi yang memaksimalkan nilai, dan bahwa mereka akan berbuat untuk kepentingan terbaik organisasi. Kenyataannya, dunia tidaklah sesempurna yang diasumsikan.

      Walaupun sebagian besar karyawan memandang dirinya sendiri sebagai pengambil keputusan yang rasional, kenyataannya mereka semua terjebak dalam rasionalitas terbatas (bounded rationality).

      Rasionalitas terbatas (bounded rationality) adalah keadaan di mana pengambil keputusan tidak memiliki kemampuan atau sumber daya untuk memproses semua informasi dan alternatif yang tersedia, untuk membuat sebuah keputusan yang optimal.

      Keterbatasan ini memunculkan dua persoalan utama bagi pembuatan keputusan:
      Pertama, orang harus menyaring dan menyederhanakan informasi, untuk memudahkan memahami lingkungan problem yang rumit dan sebegitu banyaknya pilihan potensial yang mereka hadapi. Penyederhanaan ini mendorong mereka untuk tidak melihat semua informasi, ketika memandang problem, memunculkan dan mengevaluasi alternatif-alternatif, atau menilai hasil-hasilnya.

      Kedua, karena orang tidak mungkin mempertimbangkan setiap alternatif satu-per-satu ketika membuat keputusan, mereka cepat berpuas diri. Pemuasan terhadap hasil terjadi ketika pengambil keputusan memilih alternatif pertama yang bisa diterima, dari sekian alternatif yang dipertimbangkan. Selain itu, pengambil keputusan cenderung memilih alternatif yang bersifat langsung dan tidak terlalu berbeda dengan apa yang sudah mereka lakukan.

      Dampak Pengambilan Keputusan terhadap Kinerja Pekerjaan


      Pengambilan keputusan, sebagai turunan dari fungsi pembelajaran (learning), memiliki dampak terhadap kinerja pekerjaan. Uraiannya sebagai berikut:

      Colquitt (2011) menyatakan, berdasarkan penelitian, pembelajaran memiliki pengaruh positif yang moderat terhadap kinerja pekerjaan. Berkat adanya pembelajaran, karyawan memperoleh lebih banyak pengetahuan dan keterampilan, dan dari sini mereka cenderung memiliki tingkatan kinerja tugas yang lebih tinggi.

      Menurut Colquitt, pembelajaran sangat penting karena memberi dampak signifikan terhadap pengambilan keputusan. Hal itu terjadi karena peningkatan keahlian, yang diperoleh dari tambahan pengetahuan dan keterampilan, membuat karyawan dapat mengambil keputusan secara lebih cepat, serta mampu menghadirkan alternatif-alternatif tindakan yang lebih baik. Dan pada gilirannya, hal ini juga akan berdampak pada kinerja tugas yang lebih baik.

      Colquitt beranggapan, kesimpulan dampak "moderat" dari pembelajaran terhadap kinerja pekerjaan --seperti yang terungkap dalam sejumlah penelitian-- mungkin merupakan penilaian yang terlalu dikecilkan. Dampak dari pembelajaran terhadap kinerja pekerjaan sebenarnya mungkin jauh lebih besar.[ Colquitt. Op cit. Hlm. 278-280.]

      Hal ini karena pada sebagian besar penelitian, dampak pembelajaran hanya difokuskan pada pengetahuan eksplisit, yang lebih mudah dan praktis untuk diukur. Padahal, dari pembelajaran itu juga diperoleh jenis pengetahuan lain yang tersirat (tacit knowledge), yang sulit dijabarkan, tetapi jelas relevan dan penting dalam mempengaruhi kinerja pekerjaan.san kolonial Inggris itu, kemudian telah bertransformasi menjadi tokoh kemerdekaan India dan pejuang gerakan tanpa kekerasan. Sampai saat ini Gandhi masih menjadi sumber inspirasi dan rujukan bagi berbagai orang di seluruh dunia bagi gerakan tanpa kekerasan.

      Selasa, 09 Desember 2014

      Pengertian dan Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik



      Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh lembaga-lembaga publik sebagai salah satu alat pertanggung jawaban kepada publik. Sekarang terdapat perhatian yang makin besar terhadap praktek akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, baik akuntansi sektor pemerintahan maupun lembaga publik nonpemerintah. Lembaga publik mendapat tuntutan dari masyarakat untuk dikelola secara transparan dan bertanggung jawab.
      Organisasi sektor publik menghadapi tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial dan memanfaatkannya bagi publik, serta dampak negatif atas aktivitas yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat diterima sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik. Akuntansi sektor publik sedang mengalami proses untuk menjadi disiplin ilmu yang lebih dibutuhkan. Sektor publik adalah manajemen keuangan yang berasal dari publik sehingga menimbulkan konsekuensi untuk dipertanggung jawabkan kepada publik. Dengan demikian, pengelolaannya memerlukan keterbukaan dan akuntabilitas terhadap publik.

      Ruang lingkup akuntansi sektor publik meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan unit-unit kerja pemerintah), organisasi sukarelawan, rumah sakit, perguruan tinggi dan universitas, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi keagamaan, organisasi politik, dan sebagainya. Sistem akuntansi untuk badan-badan pemerintahan harus mengikuti standar akuntansi pemerintah (SAP) seperti dimaksud dalam undang-undang nomor 17 tahun 2003 pasal 32, undang-undang nomor 1 tahun 2004 pasal 51 ayat 3, dan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005. Di sisi lain, unit-unit pemerintah yang bergerak di bidang bisnis (BUMN dan BUMD) harus mengikuti standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh IAI (ikatan akuntansi Indonesia). Sementara itu, organisasi publik non pemerintahan mengikuti standar akuntansi keuangan.
      Akuntansi Sektor Publik merupakan bidang akuntansi yang mempunyai ruang lingkup lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah, yayasan, partai politik, perguruan tinggi dan organisasi-organisasi nonprofit lainnya, seperti. Organisasi sektor publik dapat dibatasi dengan organisasi-organisasi yang menggunakan dana masyarakat, sehingga perlu melakukan pertanggungjawaban ke masyarakat. Di Indonesia, Akuntansi Sektor Publik mencakup beberapa bidang utama, yakni:
      a. Akuntansi Pemerintah Pusat
      b. Akuntansi Pemerintah Daerah
      c. Akuntansi Parpol dan LSM
      d. Akuntansi Yayasan
      e. Akuntansi Pendidikan dan Kesehatan
      f. Akuntansi Tempat Peribadatan